A Q U A P O N I K PADANG
Wadah bagi bagi tentang belajar Aquapnik di kota Padang, di bawah bimbingan Komunitas Belajar Aquaponik Indonsia.
Jumat, 07 April 2017
Selasa, 28 Maret 2017
Jenis Ikan yang terbaik utk Aquaponik
Ikan Lele ( Catfish)
Murray Cod
Barramundi
Ikan Forel
Ornamental Aquaponics Fish
Minggu, 26 Maret 2017
6 KESALAHAN YANG DIBUAT PETANI AQUAPONIK
Selasa, 21 Maret 2017
Media Tanam
Kamis, 16 Maret 2017
Cara Membangun Vertikal Aquaponik untuk Sayur dan Ikan di Pekarangan Rumah
Senin, 13 Maret 2017
Sistem akuaponik Kelebihan dan kekurangan
- Dapat menghemat lahan dan memaksimalkan hasil yang didapat meskipun dilakukan pada lahan yang sempit. Sistem ini dapat dilakukan melalui perencanaan yang matang terlebih dahulu dan menentukan luas lahan yang digunakan.
- Pembudidaya dapat menghasilkan dua produk sekaligus yakni ikan yang merupakan sumber protein dan sayuran atau buahan-buahan yang merupakan sumber vitamin dan mineral. Waktu yang digunakan serta lahan pada media aquaponik membuat sistem ini layak untuk diaplikasikan dan dipertimbangkan bagi para petani.
- Mengenalkan produk hasil pertanian organik pada masyarakat yang tentunya lebih sehat dan berkualitas karena sistem ini tidak menggunakan bahan kimia sehingga hasil yang diperoleh aman untuk dikonsumsi. Masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas dan sisa residu kimia yang sering terkandung dalam tanaman maupun ikan, karena sistem aquaponik sangat aman untuk digunakan dan tidak tercemar pestisida, pupuk, dan herbisida buatan.
- Sistem ini lebih hemat air dibandingkan jenis metode tanam lainnya yakni hanya 10% dari 100% air yang digunakan pada metode tanam konvensional.
- Mudah diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan serta luas lahan yang dimiliki. Semua itu dapat dirancang dan diatur dengan baik bagi produksi skala rumah tangga maupun skala besar.
- Biaya yang digunakan untuk membangun sistem dan perangkat pada awalnya memang cukup besar dan tidak ekonomis namun hasil yang didapat mungkin akan dapat membayar modal tersebut di lain hari. Biaya yang dikeluarkan biasanya digunakan untuk membeli segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem aquaponik tersebut.
- Membutuhkan listrik dan perawatan yang lebih optimal. Jenis metode ini kurang cocok digunakan pada daerah yang sering mengalami pemadaman listrik terutama jika menggunakan sistem Hidroponik NTF. Semakin sering atau lama daya listrik yang dipakai biaya yang dikeluarkan juga akan semakin besar.
- Instalasi yang dibangun bergantung pada energi atau kontrol dari manusia. pH dan kadar oksigen harus selalu dijaga dan aerator harus selalu menyala karena jika dalam 30 menit ikan tidak mendapatkan oksigen maka ikan bisa mati dan tentunya hal ini akan merugikan petani.
Panen Perdana Sayuran dan Lele Mini Aquaponik
Bukan peribahasa bukan retorika. Dengan hanya punya luas pekarangan 1 m2 semua orang bisa menanam sayuran sekaligus memelihara ikan atau lele. Beneran, itu fakta dengan bukti, bukan hanya imajinasi.
Sejak awal tahun 2013, BPTP Jakarta mulai gencar memperkenalkan sistem budidaya aquaponik sebagai salah satu alternatif teknologi unggul dalam rangka optimasi pemanfaatan pekarangan sempit sebagai sumber bahan pangan di perkotaan. Dan, Selasa pagi, 13 Agustus 2013, para staf BPTP Jakarta melakukan panen perdana pasca libur lebaran. Hasilnyapun yaitu lele dan selada langsung diolah menjadi menu makan siang seluruh staf BPTP Jakarta.
Aquaponik yang dikembangkan di BPTP Jakarta adalah berupa mini aquaponik yang terdiri dari dua sub system utama, yakni sistem akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air (ikan, lele) menggunakan tangki air (toren) dan sistem hidroponik untuk menumbuhkan tanaman sayuran dengan menggunakan talang air. System aquaponik sangat unik karena kedua sub system, yaitu system aquatik dan system hidroponik saling membantu dan menguntungkan. Sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap hewan air, dialirkan ke system hidroponik. Akar-akar tanaman di system hidroponik menjadi filter alami (biofilter) bagi sisa pakan dan feses. Lebih dari itu, sisa-sisa feses dan pakan yang toksik untuk ikan, di system hidroponik malah menjadi pupuk organik yang sangat menguntungkan bagi tanaman. Sedangkan airnya, menjadi jernih kembali dengan kandungan oksigen yang memadai bagi ikan atau lele.
Terus, hasilnya gimana? Menggiurkan juga lho. Satu tangki air (toren 500 L) dapat diisi lele sekitar 300 ekor dengan jumlah produksi akhir sekira 17 kg. Di atas tangki dapat disimpan 8 talang air yang ditanami empat jenis sayur yang berbeda. Untuk setiap satu talang (panjang 1 meter) yang ditanamai sayuran sawi dapat menghasilkan 0,6 kg sawi. Begitupun apabila ditanami selada dapat menghasilkan sekira 0,6 kg selada. Sedangkan apabila ditanamai kangkung dan bayam dapat menghasilkan masing-masing seberat 1kg dan 0,8 kg. Ehm, kalo begitu, jangan-jangan bukan hanya untuk keperluan keluarga sendiri melainkan bisa juga untuk bisnis kecil-kecilan. Yap, bisa juga. Nah, mari dicoba.
http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/content/article?id=253:panen-perdana-sayuran-dan-lele-mini-aquaponik